Jumat, 13 November 2015

PENGERTIAN & ARTI PENTING KOMUNIKASI serta TEORI DAN ARTI PENTING KEPEMIMPINAN

Seperti yang kita tahu manusia yang merupakan makhluk social sangatlah perlu untuk berinteraksi dengan orang lain, walaupun ada segelintir orang yang memang lebih suka untuk berdiam diri dan memiliki dunia nya sendiri sehingga menutup dari perkembangan zaman. Berbagai macam manusia memang diciptakan berbeda satu sama lain, berbeda cara komunikasi (interaksi) misalnya seseorangdengan keterbatasan dalam berbicara (tunawicara) akan menyampaikan maksudnya atau berkomunikasi dalam bentuk non verbal atau gerak mulut serta gerak tubuh kepada orang lain. Cara kita berkomunikasi ada non verbal dan verbal serta komunikasi langsung dan tidak langsung. Misalnya pada komunikasi verbal yaitu komunikasi berbicara dan mendengar,menulis dan membaca. Komunikasi langsung yaitu komunikasi antar manusia saat bertemu langsung, jika komunikasi tidak langsung yaitu saat kita ingin menyampaikan pesan melalui perantara seseorang atau orang ketiga yang nantinya akan menyampaikan pesan pada orang yang kita tuju.

Untuk lebih detail berikut ini saya akan menjelaskan apa itu komunikasi, jenis dan proses serta penjelasan mengenai komunikasi efektif menurut para ahli.

Istilah komunikasi dalam bahasa inggris communication yang berasal dari kata latin comunncatio yang bersumber dari kata communis, Kata ini mempunyai arti yaitu kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Sedangkan penjelasan secara khusus oleh Hovland menurutnya komunikasi itu sebuah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)  menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)”.

Sedangkan menurut ahli Theodore M. Newcomb komunikasi itu merupakan “setiap tindakan saat berkomunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi, terdiri dari rangsanga yang diskriminatif dari sumber kepada penerima.
Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa menghindar dari tindakan komunikasi menyampaikan dan menerima pesan dari dan ke orang lain. Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Prosesnya berlangsung dalam berbagai konteks baik fisik, psikologis, maupun sosial, karena proses komunikasi tidak terjadi pada sebuah ruang kosong. Pelaku proses komunikasi adalah manusia yang selalu bergerak dinamis. Komunikasi menjadi penting karena fungsi yang bisa dirasakan oleh pelaku komunikasi tersebut. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya dan perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya tidak merasa terasing atau terisolasi dari lingkungan di sekitarnya.


Komunikasi juga memilki beberapa jenis yang berbeda serta proses komunikasinya seperti:
Ø  Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication) merupakan cara kita berkomunkasi dengan diri sendiri, hal ini biasanya kita lakukan saat berpikir dan bercermin. Cara komunikasi seperti ini sangatlah penting karena berguna untuk mawas diri dan terhindar dari salah bicara saat berkomunikasi dengan orang lain.

Ø  Komunikasi Antarpribadi(interpersonal communicaton) merupakan komunikasi antara orang-orang secara tatap muka atau komunikasi langsung, yang memungkinkan respon verbal maupun nonverbal. Komunikasi diadik (Dyadic communication) merupakan bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi yang hanya melibatkan dua individu untuk berkomunikasi seperti suami-istri, dua sejawat dan guru dengan muridnya. Cirri-ciri pada komunikasi ini addlah pihak-pihak yang berkomonikasi mengirim dan menerima pesan secara langsung dan simultan.

Ø  Komunikasi kelompok (kecil) komunikasi ini merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.

Ø  Komunikasi Publik merupakan komunikasi antara seseorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak) yan tidak bisa dikenali satu persatu, komunikasi ini meliputi ceramah,pidato,kuliah,tabligh akbar dan seminar.

Ø  Komunikasi Organisasi (organizational communication) komunikasi ini terjadi dalam suatu organisasi, yang bersifat formal dan informal serta berlangsung dalam jaringan yang lebih bbesar dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi,konumikasi public tergantung kebutuhan.

Ø  Komunikasi Massa komunikasi yang menggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditunjukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar,anonym, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum diampaikan secara serentak, cepat dan selintas.

Selanjutnya ada proses komunikasi yaitu:
1.       Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide  untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan   dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas. Biasanya materi pesan berisi informasi,ajakan,rencana kerja, pertanyaan dan sebagainya.
2.        Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat  dipahami oleh  orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan  penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

3.       Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar,  papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan  yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.

4.       Mengartikan kode/isyarat
Setelah  pesan diterima  melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka  si penerima pesan  harus dapat mengartikan  simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.

5.       Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan  dari sipengirim  meskipun dalam bentuk code/isyarat  tanpa mengurangi arti pesan  yang dimaksud oleh pengirim

6.       Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi  kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting  bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung  yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.
Balikan yang diberikan oleh orang lain  didapat dari pengamatan pemberi balikan  terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan  menggambarkan perilaku penerima pesan  sebagai reaksi  dari pesan  yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan  kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.

7.         Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi  akan tetapi mempunyai pengaruh dalam  proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah  hal yang  merintangi atau menghambat  komunikasi  sehingga penerima salah menafsirkan pesan  yang diterimanya.

Komunikasi efektif Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.

Menurut Jalaluddin sebagai penulis buku berjudul “komunikasi” menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.

Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
·         Menciptakan suasana yang menguntungkan.
·         menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
·         pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
·         Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
·         Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikan.

TEORI DAN ARTI PENTING KEPEMIMPINAN
Dalam semua bidang pekerjaan, pasti di kepalai oleh Bos atau pemimpin tidak hanya itu saja dalam kelompok juga memiliki seorang pemimpin sebagai panutan dan pemberi arahan pada asistenya, tetapi tidak jarang orang yang terpilih menjadi pemimpin tidak memilki etika dan moral bahkan hanya ingin menyalahkan bawahan nya ketika ada kesalahan, jika kita ingin menjadi seorang pemimpin sebaiknya bersikaplah seperti leader yang membantu atau membimbing bawahannya agar bekerja lebih baik dan efisien serta jika ada kesalahan dalam pengerjaan sebagai pemimpin sebaiknya memberi solusi kepada bawahannya.
Untuk lebih detail saya akan menjelaskan tentang teori dan arti penting kepemimpinan:
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau member contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Seorang pemimpin harus bisa memadukan unsur-unsur kekuatan diri, wewenang yang diiliki, ciri-ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku seseorang. oleh karena itu, dalam proses kepemimpinan telah muncul beberapa teori kepemimpinan. didalam teori kepemipinan terdapat beberapa macam teori , diantaranya Great man theory, teori sifat, perilaku, kepemimpinan situasional dan kharismatik.

1.      Great man theory
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar(great leader) dilahirkan, bukan dibuat(leader are born, not made). dan dilandasi oleh keyakinan bahwa pemimpin merupakan orang yang vmeiliki sifat-sifat luar biasa dan dilahirkan dengan kualitas istimewa yang dibawa sejak lahir dan ditadirkan menjadi seorang pemimpin diberbagai macam organisasi. Teori graet man didasarkan pada gagasan bahwa setiap kali ada kebutuhan, maka munculah seorang manusia yang luar biasa dan memacahkan masalah. teori ini secara garis besar merupakan penjelasan tentang orang besar dengan pengaruh individualnya berupa charisma, intelegensi, kebijaksanaan, atau dalam bidang politik tentang kebijaksanaan yang berdapak terhadap sejarah.

2.      Teori sifat
Teori sifat kepemipinan membedakan pada pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berbagai sifat dan karakteristik pribadi masing-masing. pada teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemipin ditentukan oleh sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimiliknya. dalam mencari ciri-ciri kepemimpinan yang dapat diukur, para peneliti menggunakan dua pembanding yaitu mereka berusaha membandingkan ciri-ciri dari dua orang yang muncul sebagai pemimpin dengan ciri tidak demikian dengan membandingkan mereka yang memiliki ciri pemimpin yang efektif.

Adapun kelemahan dari seorang pemipin pada teori sifat diantaranya sebagai berikut :
·         Terlampau banyak sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mengabaikan unsur follower dan situasi serta pengaruhnya terhadap efektivitas pemimpin
·         Tidak semua cocok untuk segala situasi
·         Terlampau banyak memusatkan pada sifat-sifat kepemimpinan dan mengabaikan apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemimpin

3.      Teori Perilaku
Teori perilaku disebut juga dengan teori sosial dan merupakan sanggahan terhadap teori genetis. teori ini tidak menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin tetapi memusatkan pada bagaimana cara aktual seorang peimpin dalam dalam berperilaku dalam mempengaruhi orang lain dan hal ini dipengaruhu oleh gaya masing-masing pemimpin. Dasar pemikiran teori ini adalah kepemipinan merupakan perilaku individu ketika elakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. teori ini memendang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, bukan dari sifat-sifat seorang pemimpin

4.      Kepemipinan situasional
Teori Kepemimpinan Situasional adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku bawahan, dan situasi sebelum menggunakan perilaku kepemimpinan tertentu. Teori ini muncul sebagai reaksi terhadap teori perilaku yang menempatkan perilaku pemimpin dalam dua kategori yaitu otokratis dan demokratis. Teori ini menitikberatkan pada berbagai gaya kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu. Keefektifan kepemimpinan tidak tergantung pada gaya tertentu terhadap suatu situasi, tetapi tergantung pada ketepatan pemimpin berperilaku sesuai dengan situasinya.

TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).

1. Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

2. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

3. Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.

4. Tipe Karismatik.
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng.

5. Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.
Keberhasilan atau kegagalan dari hasil kepemimpinan seseorang dapat diukur atau ditandai oleh empat hal, yaitu : moril, disiplin, jiwa korsa (esprit de corps), dan kecakapan.

1.       Moril : moril adalah keadaan jiwa dan emosi seseorang yang mempengaruhi kemauan untuk melaksanakan tugas dan akan mempengaruhi hasil pelaksanaan tugas perorangan maupun organisasi.

2.       Disiplin : disiplin adalah ketaatan tanpa ragu-ragu dan tulus ikhlas terhadap perintah atau petunjuk atasan serta peraturan yang berlaku. Disiplin yang terbaik adalah disiplin yang didasarkan oleh disiplin pribadi.

3.       Jiwa korsa : jiwa korsa adalah loyalitas, kebanggan dan antusiasme yang tertanam pada anggota termasuk pimpinannya terhadap organisasinya. Dalam suatu organisasi yang mempunyai jiwa korsa yang tinggi, rasa ketidakpuasan bawahan dapat dipadamkan oleh semangat organisasi. Ciri jiwa korsa yang baik adalah : 1). Antusiasme dan rasa kebanggan segenap anggota terhadap organisasinya. 2). Reputasi yang baik terhadap organisasi lain. 3). Semangat persaingan secara sehat dan bermutu. 4). Adanya kemauan anggota untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. 5). Kesediaan anggota untuk saling menolong.

4.        Kecakapan : kecakapan adalah kepandaian melaksanakan tugas dengan hasil yang baik dalam waktu yang singkat dengan menggunakan tenaga dan sarana yang seefisien mungkin serta berlangsung dengan tertib. Pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki pimpinan dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan, inisiatif dan pengembangan pribadi serta pengalaman tugas. Setiap pemimpin perlu menentukan corak dan gaya kepemimpinannya agar nampak seni kepemimpinannya dalam memimpin.

KESIMPULAN
Kepemimpinan dan komunikasi merupakan satu kesatuan yang saling terhubung, seorang pemimpin yang memiliki sikap tegas, disiplin, serta bijaksana akan tidak berguna jika tanpa adanya komunikasi yang baik dengan bawahannya. Begitu pula dengan antar manusia yang sangat membutuhkan komunikasi agar pesan, idea atau gagasannya tersampaikan ke orang lain. Setiap manusia yang di kodratkan sebagai mahluk social sangatlah perlu berkomunikasi dan bantuan orang lain.




DAFTAR PUSTAKA