Kamis, 26 Oktober 2017

tugas 1 AUDIT SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI

Pengertian Audit IT
Dalam pengertian umum Audit teknologi informasi (information technology (IT) audit) adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Audit ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit teknologi informasi secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan sistem informasi dalam perusahaan itu. Istilah lain dari audit teknolgi informasi adalah audit komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset sistem informasi perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan integritif dalam mencapai target operasinya. Audit juga memiliki beberapa pengertian dari para ahli, diantaranya sebagai berikut:

Pengertian Audit menurut Arens, et al. (2003)

” Audit adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti tentang informasiekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaianinformasi ekonomi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, danmelaporkan hasil pemeriksaan tersebut ”
Berdasarkan penjelasan tersebut dapatdisimpulkan bahwa audit merupakan salahsatu jasa atestasi dari profesi akuntan publik dimana orangnya disebut dengan istilahauditor sedangkan pekerjaannya disebutdengan auditing.

pengertian Audit menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke

“Auditing is the accumolation and evaluation of evidance about information to determine and report on the degree of correspodencce between the information and establishe criteria. Examining ought t be finished by a skillful autonomous individual”
Berdasarkan pada definisi ini maka audit adalah pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti untuk menentukan derajat kesesuaian antar informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini berarti dalam pelaksanaannya evaluasi dilakukan mengacu pada sejumlah kriteria terentu untuk menentukan derajat kinerja yang telah dicapai.

Pengertian menurut Ron Weber (1999)

“SI Auditing is the process of collecing and evaluation evidance to determine whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational goals to the achieved effectively and uses resources efficiently”
Dari definisi ini menyatakan bahwa audit SI adalah proses mengumpulkan dan mengevaluasi fakta untuk memutuskan apakah sistem komputer yang merupakan aset bagi perusahaan yang telindungi, integritas dan terpelihara, sesuai dengan tujuan organisasi untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan susmber daya.

 
Berdasarkan pengertian lain Audit sistem informasi adalah cara untuk melakukan pengujian terhadap sistem informasi yang ada di dalam organisasi untuk mengetahui apakah sistem informasi yang dimiliki telah sesuai dengan visi, misi dan tujuan organisasi, menguji performa sistem informasi dan untuk mendeteksi resiko-resiko dan efek potensial yang mungkin timbul.

Dalam pelaksanaannya, auditor sistem informasi mengumpulkan bukti-bukti yang memadai melalui berbagai teknik termasuk survei, interview, observasi dan review dokumentasi (termasuk review source-code bila diperlukan). Satu hal yang unik, bukti-bukti audit yang diambil oleh auditor biasanya mencakup pula bukti elektronis (data dalam bentuk file softcopy). Biasanya, auditor system informasi menerapkan teknik audit berbantuan komputer, disebut juga dengan CAAT (Computer Aided Auditing Technique). Teknik ini digunakan untuk menganalisa data, misalnya saja data transaksi penjualan, pembelian, transaksi aktivitas persediaan, aktivitas nasabah, dan lain-lain.

Sesuai dengan standar auditing ISACA (Information Systems Audit and Control Association), selain melakukan pekerjaan lapangan, auditor juga harus menyusun laporan yang mencakup tujuan pemeriksaan, sifat dan kedalaman pemeriksaan yang dilakukan. Laporan ini juga harus menyebutkan organisasi yang diperiksa, pihak pengguna laporan yang dituju dan batasan-batasan distribusi laporan. Laporan juga harus memasukkan temuan, kesimpulan, rekomendasi sebagaimana layaknya lapor-an audit pada umumnya.

Adapun audit sistem informasi merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain :

1. Traditional Auditing
Traditional Auditing memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang teknik pengendalian internal di sebuah sistem informasi.Beberapa pengendalian yang dilakukan dalam audit tradisional dapat dilakukan secara langsung dalam pengendalian lingkungan PDE. Metodologi umum untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang digunakan pada lingkungan PDE berasal dari audit tradisional. Auditor yang berpengalaman dengan tambahan pemahaman pengetahuan tentang komputer akan lebih mudah menerapkan logika pengendalian internal yang tradisional ke basis computer.

2. Manajemen Sistem Informasi
Banyak kejadian ketika awal penerapan sebuah sistem pemrosesan data elektronik terjadi banyak ‘kecelakaan’. Seringkali memerlukan biaya yang sangat tinggi dan sering pula terjadi kegagalan dalam pencapaian tujuan. Hal ini karena belum adanya manajemen sistem informasi yang baik pada saat itu. Sebuah Information System Management akan menghasilkan cara-cara penerapan sistem informasi berbasis komputer pada perusahaan dengan lebih baik melalui tahap-tahap pengembangan sistem, seperti: analisis sistem, perancangan sistem, programming, testing, implementation dan kemudian operasional serta pemantauan dan evaluasinya.

3. Ilmu Komputer
Pengetahuan teknik mengenai ilmu komputer sangat penting agar dapat menghasilkan kemampuan sistem informasi berbasis komputer yang dapat digunakan untuk safeguard assets, integritas data, efektifitas dan efisiensi. Teknologi komputer yang berkembang pesat dengan munculnya e-commerce, e-business, dan sebagainya akan membawa pengaruh besar kepada perkembangan teknologi informasi.

4. Behavioral Science
Kegagalan penerapan sistem informasi berbasis komputer di banyak organsiasi seringkali juga karena masalah perilaku organisasional, yang terkadang sering diabaikan dalam pengembangan sistem informasi. Kegagalan tersebut dikarenakan oleh adanya ‘resistance to change’ yang berasal dari puhak-pihak yang terkena dampak penerapan sistem informasi berbasis komputer.


Audit Sistem Informasi dilakukan untuk:

  • Apakah sistem komputerisasi suatu organisasi/perusahaan dapat mendukung pengamanan aset.
  • Apakah sistem komputerisasi dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.
  • Apakah  sistem  komputerisasi  tersebut  efektif,  efisien  dan  data integrity terjamin.
Dalam melaksanakan Audit sistem informasi, seorang auditor harus memastikan tujuan-tujuan berikut ini terpenuhi. 

  • Perlengkapan keamanan melindungi perlengkapan komputer, program, komunikasi, dan data dari akses yang tidak sah, modifikasi, atau penghancuran.
  • Pengembangan dan perolehan program dilaksanakan sesuai dengan otorisasi khusus dan umum dari pihak manajemen.
  • Modifikasi program dilaksanakan dengan otorisasi dan persetujuan pihak manajemen.
  • Pemrosesan transaksi, file, laporan, dan catatan komputer lainnya telah akurat dan lengkap.
  • Data sumber yang tidak akurat. atau yang tidak memiliki otorisasi yang tepat diidentifikasi dan ditangani sesuai dengan kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
  • File data komputer telah akurat, lengkap, dan dijaga kerahasiaannya.


Peranan Teknologi Informasi Terhadap Audit Sistem Informasi Komputerisasi Akuntansi Dilihat Dari Prosedur Audit.

Peranan teknologi informasi terhadap audit sistem informasi komputerisasi akuntansi Dilihat Dari Prosedur Audit berkaitan dengan tipe konfigurasi sistem informasi komputer yang digunakan oleh perusahaan. Tipe konfigurasi sistem informasi komputer terdiri dari 2, yaitu:

a.       Lingkungan Sistem InformasiKomputer-Stand-alone MicroComputer

Komputer mikro dikenal dengan komputer pribadi(personal computer  atau PC)umumnya digunakan oleh perusahaan kecil sebagai stand-alone workstation yang dioperasikan oleh satu atau beberapa pemakai pada waktu yang berbeda. Dalam perusahaan besar, komputer mikro umumnya digunakan sebagai intellegent terminal dalam local area network  (LAN), Wide arenetwork  (WAN), atau dihubungkan dengansuaru komputer pusat.

 Dampak Lingkungan Komputer Mikro terhadap Prosedur Audit 

Risiko pengendalian intern yang tinggi dalam lingkungan komputer mikro membuat auditor lebih memusatkan usaha audit kepengujian substantif pada atau mendekati akhir tahun. Dengan demikian prosedur audit yang digunakan oleh auditor lebih berfokus kepada:

  • Pemeriksaan fisik dan konfirmasi aktiva.
  • Pengujian rinci.
  • Ukuran sampel yang lebih besar.
  • Penggunaan lebih banyak teknik auditberbantuan komputer (jika diperlukan).
  • Auditor dapat menempuh pendekatanlain yang berbeda dalam audit dilingkungan komputer mikro.
  • Auditor dapat meletakkan kepercayaanterhadap pengendalian intern kliensetelah auditor melaksanakan pengujianpengendalian terhadap pengendalianintern tersebut.


b.      Lingkungan Sistem Informasi Komputer-On-Line Computer System
Sistem komputer on-line adalah sistem komputer yang memungkinkan pemakai melakukan akses ke data dan program secara langsung melalui peralatan terminal. Sistem tersebut dapat berbasis main frame computers, komputer mini, atau struktur komputer mikro dalam suatu lingkungan jejaring. Dengan sistem on-line pemakai dapat melaksanakan berbagai fungsi yang mencakup:

  • Melakukan entri transaksi (seperti:transaksi penjualan dalam toko pengecer,pengambilan kas di dalam suatu bank,dan pengiriman barang dalam suatu pabrik).
  • Melakukan permintaan keterangan (seperti informasi tentang account atau saldo terkini customer).
  • Meminta laporan (seperti daftar unsur sediaan yang ada di gudang, yang kuantitasnya menunjukkan angka negatif).
  • Melakukan up-dating terhadap master file (seperti pembuatan account  bagi customer  baru dan pengubahan kode.

Dampak Sistem Komputer On-line terhadap Prosedur Audit 

Dalam menghadapi sistem komputer on-line, auditor dapat melakukan review terhadap aplikasi akuntansi secara on-line sebelum suatu aplikasi di implementasikan, bukan Review terhadap aplikasi setelah sistem komputer on-line tersebut dipasang. Sistem komputer on-line mempunyai dampak besar terhadap prosedur audit yang digunakan oleh auditor.
  


Jenis Audit Sistem Informasi

Pendekatan Umum pada Audit Sistem Informasi terbagi menjadi tiga tahap yaitu


  • Kaji ulang awal dan evaluasi wilayah yang akan diaudit dan persiapan rencana audit
  • Kaji ulang dan evaluasi pengendalian yang terperinci
  • Pengujian kelayakan dan diikuti dengan analisis dan pelaporan hasil


a.       Audit Aplikasi Sistem Informasi
Audit aplikasi biasanya meliputi  pengkajian ulang pengendalian yang ada di setiap wilayah pengendalian aplikasi(input, pemrosesan, dan output). Teknologi khusus yang digunakan akan tergantung pada kecerdasan dan sumber daya yang dimiliki auditor.

b.      Audit Pengembangan Sistem Aplikasi
Diarahkan pada aktivitas analisis sistem dan programmer yang mengembangkan dan memodifikasi program- program aplikasi, file dan prosedur – prosedur yang terkait.

c.       Audit Pusat Layanan Komputer
Audit terhadap pusat layanan komputer normalnya dilakukan sebelum audit aplikasi untuk memastikan integritas secara umum atas lingkungan yang di dalamnya aplikasi akan berfungsi.


Tujuan Audit SI

a.       Pengamanan aset
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia, dan data harus dijaga dengan sistem pengendalian intern yang baik agar tidak ada penyalahgunaan aset perusahaan.

b.      Efektifitas sistem
Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan penting dalam proses pengmbilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut sudah dirancang dengan benar (doing the right thing), telah sesuai dengan kebutuhan user. Informasi yang dibutuhkan oleh para manajer dapat dipenuhi dengan baik.

c.       Efisiensi sistem
Efisiensi menjadi sangat penting ketika sumber daya kapasitasnya terbatas. Jika cara kerja dari sistem aplikasi komputer menurun maka pihak manajemen harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memnuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal. Cara kerja sistem benar (doing thing right).

d.      Ketersediaan (Availability)
Berhubungan dengan ketersediaan dukungan/layanan teknologi informasi (TI). TI hendaknya dapat mendukung secara kontinyu terhadap proses bisnis kegiatan perusahaan. Makin sering terjadi gangguan (system down) maka berarti tingkat ketersediaan sistem rendah.

e.      Kerahasiaaan (Confidentiality)
Fokusnya ialah pada proteksi terhadap informasi dan supaya terlindungi dari akses dari pihak yang idak berwenang.

f.        Kehandalan (Realibility)
Berhubungan dengan kesesuaian dan kekuratan bagi manajemen dalam pengolahan organisasi, pelaporan dan pertanggungjawaban.

g.       Menjaga integritas data
Integritas data (data integrity) adalah salah satu konsep dasar sistem informasi. Data memiliki atribut-atribut seperti kelengkapan kebenaran dan keakuratan.
  
Berikut ini ada beberapa teknik audit yang biasanya digunakan oleh auditor secara bersamaan untuk program pengujian (Romney and Steinbart, 2015), diantaranya adalah :


  • Integrated Test Facility (ITF), menyisipkan entitas dummy dalam sistem perusahaan, pengolahan transaksi tes untuk memperbarui mereka tidak akan mempengaruhi catatan sebenarnya atau Menggunakan input fiktif.
  • Snapshot Technique, menandai transaksi dengan kode khusus, merekam dan catatan master file mereka sebelum dan setelah pengolahan, dan menyimpan data untuk kemudian memverifikasi bahwa semua langkah pengolahan dieksekusi dengan baik atau transaksi yang ditandai khusus
  • System Control Audit Review File (SCARF), menggunakan modul audit yang tertanam untuk terus memantau transaksi, mengumpulkan data tentang transaksi dengan signifikansi audit khusus, dan menyimpan data untuk kemudian mengidentifikasi dan menyelidiki transaksi yang dipertanyakan.
  • Audit Hooks, rutinitas audit yang memberitahukan auditor terkait transaksi yang dipertanyakan tersebut atau transaksi yang diragukan.
  • Continuous and Intermittent Simulation, penyematan modul audit DBMS yang menggunakan kriteria tertentu untuk memeriksa semua transaksi yang update database.



Kesimpulan:
Dalam perusahaan diperlukannya adanya urutan kronologis catatan audit, dimana setiap catatan tersebut berisikan bukti langsung berdasarkan hasil dari pelaksaan suatu proses bisnis atau fungsi sistem. Catatan audit ini meliputi kegiatan yang biasa terjadi dalam perusahaan atau suatu sistem misalnya transaksi atau komunikasi oleg antar individu, sistem dan rekening. Audit ti ini sangat diperlukan penerapannya karena sangat membantu dalam pencatatan setiap kegiatan atau kronologis.
  


Daftar pustaka: